Sabtu, 05 Januari 2013

CINTA SUCI, SYURGA DI HATI

Cinta suci sudah seharusnya tidak memerlukan sebab. Jika ada sebab, kesucian cinta itu boleh dipertanyakan. Dapat melihat kecantikan sebagai sebab, suara yang merdu sebagai sebab dan bentuk tubuh sebagai sebab, tetapi sebenarnya cinta suci tidak memerlukan semua itu.

Seperti satu kisah berikut ini:

Sepasang suami isteri berjalan di tepi sebuah kolam yang sangat indah. Kemudian mereka berhenti di bangku yang disediakan ditepi kolam. Si isteri bertanya kepada si suami, begini percakapan mereka:

Isteri: Kenapa mas suka sama saya? Kenapa mas cintakan saya?

Suami: Mas tak dapat mengatakan apa sebabnya, tapi mas memang sayang dan cintakan dinda!

Isteri: Mas tidak dapat mengatakannya? Bagaimana mas dapat katakan kalo mas menyintai saya sedangkan mas tidak dapat mengatakan sebabnya.

Suami: Benar! Mas tidak tahu sebabnya tapi mas bisa buktikan kalau mas benar-benar cinta sama dinda. Sungguh!

Isteri: Saya tidak mau bukti! Tidak! Saya mau mas menerangkan apa sebabnya mas mencintai saya. Teman-teman saya yang sudah menikah dan yang masih pacaran, semuanya menerangka kenapa mereka mencintai. Dalam bentuk puisi dan lagu. Tapi.....mas tidak dapat mengatakannya apa sebabnya? Sungguh aneh!.

Suami: Baiklah! Mas mencintai dinda karena dinda cantik, penyayang dan ingat sama mas selalu. Mas juga suka sama senyum manis dan setip tapak yang melangkah, disitulah cinta mas pada dinda.

Si isteri tersenyum puas dan sangat bahagia.

Selang bebrapa hari kemudian, si isteri mengalami kecelakaan dan koma. Si suami sangat bersedih dan menulis surat kepada isterinya. Surat itu diletakkan disebelah tempat tidur isterinya di rumah sakit.

"Dinda, jika disebabkan suara aku mencintaimu, sekarang dapatkah engkau bersuara? Tidak! Oleh karena itu aku tidak dapat mencintaimu. Jika karena kasih sayang dan ingatan aku mencintaimu, sekarang dapatkah engkau menunjukkannya? Tidak! Oleh karena itu aku tidak dapat mencintaimu. Jika karena senyuman aku mencintaimu, sekarang dapatkah engkau tersenyum? Tidak! Oleh karena itu aku tidak dapat mencintaimu.

Jika karena setiap langkah aku mencintaimu, sekarang dapatkah engkau melangkah? Tidak! Oleh karena itu aku tidak dapat mencintaimu. Jika cinta memerlukan sebabnya, aku tidak mempunyai sebab mencintaimu lagi. Tetapi adakah cinta memerlukan sebab? Tidak! Aku masih mencintaimu dari dulu, kini , selamanya dan cinta tidak harus ada sebab. Kadangkala perkara tercantik dan terbaik di dunia tidak dapat dilihat, dipegang. Namun begitu, ia dapat dirasakan dalam hati."

Memang cinta harus dilandaskan pada kesesuaian antara mencintai dan yang dicintai. Tetapi mahabbah al-isyq akan sirna setelah berpadunya roh dan jiwa atau bertemunya ikatan lahir bathin dan inilah yang digambarkan oleh kisah diatas.

Oleh karena itu, berhati-hatilah apabila ada lelaki terlalu memuja-muja anda. Dia mungkin mengatakan betapa terpesonanya dia melihat wajah anda yang jelita, suara anda yang merdu serta bentuk tubuh yang menggiurkan. Ingatlah, ketika semua ciri itu telah tiada, dia mungkin akan melupakan kata-katanya tadi.

Sebaliknya, pilihlah lelaki yang tidak terlalu memuji-muji anda, tetapi memilih anda seadanya karena itu tanda bersedianya dia untuk terus mencintai anda walau apapun keadaannya nanti. Yang penting, jangan terlalu memimpikan pasangan yang terlalu sempurna dari segala aspek karena impian selangit itu hanya akan memakan diri. Terimalah pasangan seadanya dan binalah kebahagiaan berlandaskan kejujuran dan keikhlasan.

Orang yang mudah memuji juga akan mudah menghina. Sesungguhnya cinta suci tidak pernah memerlukan sebab, sebaliknya suci berawal dari hati yang suci. Hati suci menyamai syurga di hati...istimewa selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar